RESENSI KITAB MANBA’UL BAROKAT FI SAB’IL QIRO’AT - MAJALAH LAPER (Laskar Pemuda Berpikir)
Headlines News :
Home » » RESENSI KITAB MANBA’UL BAROKAT FI SAB’IL QIRO’AT

RESENSI KITAB MANBA’UL BAROKAT FI SAB’IL QIRO’AT


Penebit: Jami’ah Ulum al-Qur’an (IIQ Jakarta)
Cetakan pertama, September 2012/Dzul Qo’dah 1433 H
PENYUSUN:
Dr. KH. Ahsin Sakho Muhammad, MA (Pakar ilmu Qiro’at, Rektor IIQ Jakarta)
Dr. Romlah Widati (Dosen Ilmu Qiro’at di IIQ Jakarta)

Di Indonesia khususnya, sangat langka lembaga-lembaga yang mengajarkan ilmu qiro’at, disamping pengajarnya harus benar-benar berkompeten di bidang ilmu qiro’at (tentunya yang mempunyai sanad qiro’at yang mutawatir), juga karena ilmu ini begitu pelik untuk dipelajari, karena menuntut kejelian dan kesabaran dari pelajar. Mengingat yang belajar juga jarang, mungkin inilah yang melandasi para ulama’ qurro’ untuk menetapkan bahwa hukum dari belajar maupun mengajar qiro’ah sab’ah adalah fardlu kifayah. Karena dikhawatirkan jika hal ini tidak difardlu kifayahkan, ilmu ini akan hilang sebab tidak ada yang mempelajarinya.
Di Indonesia sendiri kitab pertama kali yang disusun untuk membahas qiro’at sab’ah (membaca Al-Qur’an menurut tujuh imam yang masyhur) adalah kitab “Faidlul Barokat fi sab’il Qiro’at buah karya Syaikh al-Muqri’ Muhammad Arwani bin Muhammad Amin al-Qudsy atau lebih akrab dikenal dengan Mbah Arwani. Beliau belajar qiroa’t sab’ah dengan menggunakan kitab “Hirzul Amani” talaqqi kepada gurunya Syaikh Muhammad Munawwir bin Abdullah ar-Rosyad al-Jogjawi. Terdiri dari tiga jilid, sangat simpel karena langsung aplikasi pada ayat. Berbeda jika kita belajar langsung ke kitabnya “Hirzul Amani,” mungkin membutuhkan waktu yang bertahun-tahun lama lagi untuk menguasai kemudian  mengaplikasikannya ke semua ayat dalam al-Qur’an.
Untuk itulah, Bapak Dr. KH. Ahsin Sakho Muhammad, MA dan Dr. Romlah Widati hadir dengan karyanya Manba’ul Qiro’at fi Sab’il Qiro’at merupakan salah satu usaha untuk memudahkan bagi para pelajar mendalami ilmu qiro’at.
Kitab ini membahas tentang qiro’ah sab’ah menurut thariqnya imam syathibiyyah. Seperti dalam muqoddimah kitab, sebenarnya kitab ini diperuntukkan untuk mahasisiwi IIQ Jakarta agar mudah dan ringkas dalam mempelajari ilmu qiro’at. Karena melihat ada kesusahan mahasisiwinya dalam mempelajari ilmu ini, mengingat banyaknya khilaf antar imam qiro’at tentang kalimat-kalimat yang terdapat dalam al-Qur’an. Baik itu pada ushul qiro’at atau farsyul huruf, ditambah lagi kesusahan ketika mahasiswi ingin menjama’ qiro’at pada satu ayat.
Adapun metode yang dipakai dalam kitab ini adalah sebagai berikut:
1.      Penulisan ayat-ayat al-Qur’an sesuai tartib mushaf, ayat per-ayat.
2.      Merinci setiap ayat dan kalimat-kalimatnya, jika ada ikhtilaf antara ulama’ qiro’at, baik itu berkaitan dgn ushul qiro’at atau farsyul huruf, kemudian juga disertakan bait nadzam syathibiyyahnya. Apabila penjelasan ikhtilaf itu telah dijelaskan sebelumnya, maka dikatakan jaly, atau  dzahir, atau wadlih, atau sabaqa bayyanahu qariban, atau ma ila dzalik. Penulis juga Memberikan warna merah pada kalimat yang ikhtilaf, agar pelajar lebih mudah mengidentifikasi mana kalimat yang ikhtilaf.
3.      Menjelaskan ushul qiroa’at, baik itu dalam bentuk tabel atau yg lainnya.
4.      Menjelaskan cara menjama’ qiroa’ah sab’ah, sebagai berikut:

a)      Dimulai dengan imam Qolun.
b)      Apabila ada yang sesuai dengan qiro’ah imam qolun  baik qurro’ maupun ruwwah, maka kami katakan indaraja ma’ahu atau wawafaqohu ma’ahu fulan wafulan, kemudian diiringi qiro’ah yang sesuai dengan imam qolun sampai akhir ayat.
c)      Apabila terdapat dalam ayat “mad munfashil”, maka dimulai dengan wajah qoshor terlebih dahulu, diteruskan tawasuth, kemudian thul.
Jika terdapat “mad muttashil” dalam ayat, maka dimulai dengan wajah tawashut bagi kelompok yang membaca tawasuth,  kemudian thul sesuai dengan kelompok yang membacanya. Dan apabila ada mim jama’, maka dimulai dengan sukun kemudian wajah shilahnya.
d)     Apabila dalam suatu ayat, ada beberapa wajah untuk satu rawi yang tidak memungkinkan untuk menjama’, maka disebutkan wajah-wajah yang diperbolehkan, dan tidak menyebutkan wajah-wajah yang tidak diperbolehkan. Seperti mengumpulkan dzawatul ya’ dan mad badal bagi imam warasy serta selain contoh itu.
e)      Apabila ada dalam satu kalimah itu terdapat beberapa wajah untuk beberapa qori’, seperti mad muttashil, maka mulai dengan qori’ yang awal dalam tertib qiro’ah. Dimulai dari  Nafi’, Ibn Katsir, Abi Amr, Ibnu Amir, ‘Ashim, Hamzah, kemudian Ali al-Kisa’i.
Adapun rujukan penulis dalam menyusun karya ini adalah dari kitab-kitab qiro’ah sab’ah, seperti kitab khirzul amani wawajhut tahani buah karya Imam Syathiby. Dan dari kitab karangan guru-guru penulis, yaitu kitab al-Budur al-Zahiroh fil-Qiro’atil ‘Asyri al-Mutawatiroh, buah karya Syaikh Abdul Fattah bin Abdul Ghani al-Qadzi, dan kitab Taqribul Ma’ani fi syarhi hirzul amani fil Qiro’atis sab’ dan lain-lain.
Meskipun kitab ini terbitan pertama baru satu jilid, yang di dalamnya memuat juz satu saja, namun penjelasan dari penulis yang sitematis dan gamblang dalam memaparkan ikhtilaf di setiap kalimat, hal itu memberikan kemudahan bagi para pelajar pemula untuk mendalami qiro’ah sab’ah. Dan tentunya bukan cuma kitab ini saja yang menjadi pegangan dan pedoman, talaqqi dengan guru pakar yang intens juga mempengaruhi keberhasilan pelajar untuk mendalami qiro’ah sab’ah. Akhirnya, semoga kitab ini menjadi amal baik bagi penulis dan memberikan manfaat bagi pembacanya. 

Oleh: Mohammad Syamsul Hadi, Ushuluddin III IPTIQ Jakarta.
Share this article :
 
Support : Remaja Kreatif | Laper | Fak.Ushuluddin
Copyright © 2011. MAJALAH LAPER (Laskar Pemuda Berpikir) - All Rights Reserved
Design by Order Website Murah
Proudly powered by meva